JAKARTA,KOMPAS.com – Nilai tikar rupiah terhadap dollar AS pagi ini dibuka menguat terhadap dollar AS di pasar spot, Senin (18/11/2019).
Rupiah menguat tipis 0,01 persen atau 2 poin ke level Rp Rp 14.075 per dollar AS dibandingkan penutupan akhir pekan lalu pada level Rp 14.076 per dollar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi, rupiah awal pekan ini akan menguat. Hal ini ditopang oleh sentimen pelemahan dollar AS terhadap mata uang utama pada penutupan sesi perdagangan AS hari Jumat lalu.
Selain itu, rupiah mendapatkan cipratan sentimen positif dari komentar penasihat ekonomi AS, Larry Kudlow terkait dengan kesepakatan dagang antara AS dan China yang terus menunjukkan kemajuan.
“Akhir pekan lalu, rupiah ditutup menguat tipis 0,09 persen ke level 14.077 per dollar AS. Penguatan rupiah ditopang setelah penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan pada hari Kamis bahwa AS dan China hampir mengamankan kesepakatan perdagangan,” ungkap Josua kepada Kompas.com, Senin (18/11/2019).
Selanjutnya, dengan mempertimbangkan rilis data ekonomi AS dan ekspektasi pada negosiasi dagangan antara AS dan China di fase pertama rupiah akan bergerak pada level Rp 14.025 per dollar AS hingga Rp 14.100 per dollar AS.
Sementara itu, untuk sentimen dari dalam negeri selama sepekan ini rupiah akan terpengaruh oleh sentimen pelaku pasar yang menantikan rilis notulensi rapat Federal Open Market Committee (FOMC) serta Rapat Dewan Gubernur BI.
Dua mata uang Asia awal pekan ini kompak melemah seperti dollar Singapura turun 0,02 persen ke level 1.360 per dollar AS. Sementara dollar Hongkong juga melemah 0,03 persen pada level 7.828 per dollar AS.
Yen Jepang menguat 0,02 persen pada level 108 per dollar AS, sementara yuan China menguat 0,16 persen pada level 7.009 per dollar AS.