KOMPAS.com – Guna menghadapi dunia ketenagakerjaan yang semakin dinamis dan fleksibel, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencanangkan konsep “Triple Skilling”.
Skilling berarti mendorong dan memfasilitasi para angkatan kerja untuk berpartisipasi dalam program pelatihan vokasi di Balai Latihan Kerja.
Upaya tersebut juga didukung dengan adanya program reskilling dan upskilling agar para pekerja yang terdampak job shifting bisa memperoleh keterampilan sesuai dengan tuntutan perkembangan dunia kerja.
Selain itu, mereka didorong pula untuk masuk ke job creation. Job creation adalah mengembangkan talent-talent baru untuk menginovasikan dan mengembangkan diri menjadi wirausaha dan sociopreuner.
Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Ketenagakerjaan Indah Anggoro Putri mengamini hal tersebut.
“Skill memang paling penting bagi angkatan kerja. Mereka dapat memproteksi diri mereka sendiri jika mereka memiliki skill yang baik,” katanya dalam Forum Tematik dengan tema Jobs and Skills for a Brighter Future, International Labour Conference (ILC) ke-108 di Jenewa, Sabtu (15/6/2019).
Selain itu, Presiden Indonesia Joko Widodo juga telah mencanangkan 2019 sebagai tahun pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.
Namun, pengembangan SDM seyogyanya tidak hanya difokuskan pada generasi muda saja, melainkan bagi semua usia.
“Pelatihan vokasi disediakan oleh pemerintah Indonesia dalam bentuk pemberian hard dan soft skills secara masif, tanpa memandang usia dan latar belakang belakang pendidikan,” ujar Putri.
Pelatihan tersebut, tambahnya, bisa diwujudkan melalui konsep “Triple Skilling” (skilling, upskilling, dan reskilling).
Untuk menyesuaikan dengan tuntutan dan perkembangan dunia kerja, konsep “Triple Skilling” itu harus terus dikembangkan melalui beberapa peningkatan di berbagai bidang.
Pertama, pemerintah Indonesia harus melakukan pengembangan Balai Latihan Kerja (BLK) melalui konsep rebranding, reorientasi, dan revitalisasi (3R).
“Kedua, konsep ‘Triple Skilling’ untuk pembangunan peserta pelatihannya (SDM),” ujar Putri.
Ketiga, lanjutnya, instruktur di BLK harus terus ditingkatkan keahliannya sehingga Indonesia siap memasuki era revolusi industri 4.0 ke depan.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan dan kualifikasi yang dipersyaratkan oleh dunia kerja, maka pemerintah Indonesia juga menggalakkan program pemagangan di perusahaan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
“Program ini dimaksudkan untuk menciptakan calon pekerja yang memenuhi standar dan kualifikasi pasar kerja,” pungkas Putri.