Merdeka.com – Pandemi Covid-19 yang menyebar segala global menghantam semua sektor kehidupan. Tak hanya sektor kesehatan saja, melainkan juga sektor perekonomian dunia, dan tentunya negara di Asia. Di tambah lagi, keputusan lockdown maupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diambil suatu negara melumpuhkan perekonomian.
“Pandemi ini menyebabkan dampak yang besar terhadap semua orang, dan covid-19 terus menyebar secara global dan berdampak sangat besar juga pada ekonomi dan kehidupan orang-orang. Intinya lockdown melumpuhkan aktivitas ekonomi. Impact nya besar sekali terhadap keadaan ekonomi kita, dan khususnya di Asia, jumlah penurunan mencapai 30 persen dalam pengeluaran global,” kata the director general for the Asia Development Bank’s sustainable development and climate change sector, Woochong Um dalam konferensi Pers bersama WHO, Rabu (1/7)
Menurutnya, pandemi ini akan menyebabkan penurunan dalam pengembangan dan pertumbuhan negara-negara di Asia hingga hanya mencapai angka 0, 1 persen tahun ini. Angka itu adalah terendah dalam 6 dekade terakhir. Saat GDP harusnya tumbuh sampai 6,2 persen tahun depan.
“Angka ini terlihat besar sebab pertumbuhannya yang terhambat tahun ini,” ujarnya.
Lanjut Um, banyak negara berkembang yang akan terkontraksi perekonomiannya dampak dari pandemi ini. Sebab, beberapa negara melakukan kebijakan lockdown, sehingga menyebabkan banyak sektor mati seperti akomodasi, pelayanan, makanan serta pusat transportasi yang bersinggungan erat dengan kehidupan masyarakat.
“Seluruhnya menyimpulkan kegiatan ekonomi kita kehilangan pekerjanya. Sekitar 167 juta orang di Negara Asia kehilangan kesempatan bekerja yaitu sekitar 70 persen dari total persentase hilangnya pekerjaan di seluruh dunia. Dan yang paling mengkhawatirkan ialah sektor yang paling rentan terpapar dampak ini adalah buruh tanpa skill, kelas menengah ke bawah juga kaum perempuan,” ujarnya.