KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pimpinan Deutsche Bank akan menggelar pertemuan 7 Juli 2019 mendatang untuk membahas soal restrukturisasi besar yang berdampak atas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 20.000 karyawannya. Hal tersebut diungkapkan sumber Reuters, Jumat (29/6).
Ini sesuai yang dijanjikan CEO Deutsche Bank Christian Sewing kepada para pemegang saham untuk mengefisienkan bisnis, dimana salah satu langkah terkait pemangkasan pekerjanya, setelah gagal mengakuisisi rivalnya: Commerzbank.
Tak hanya di level manajemen menengah dan bawah, beberapa sumber Reyters juga menyatakan akan terjadi pemangkasan posisi direksi. Sewing sendirian yang akan merepresentasikan jajaran direksi kelak.
Veteran Garth Ritchie juga dikabarkan akan masuk ke jajaran pimpinan yang dipimpin oleh Sewing. Sementara posisi lainnya akan diisi oleh Stefan Hops dan Mark Fedorcik yang akan menjabat sebagai wakil kepala divisi. Mereka akan melaporkan kinerjanya kepada Sewing. Sayangnya, Deutsche Bank enggan mengonfirmasikan hal ini.
Juru bicara Deutsche Bank cuma menyatakan pihaknya kini tengah menakar akselerasi yang dibutuhkan perseroan untuk menghasilkan profitabilitas yang berkelanjutan. “Kami akan terus memberikan kabar terbaru kepada seluruh stakeholder ketika dibutuhkan,” katanya.
Perseroan yang merupakan salah satu bank paling penting dalam sistem keuntungan global belakangan memang tengah menghadapi masalah. Mulai dari penurunan peringkat, denda miliaran dollar, pergolakan manajemen, dan bisnis investasinya yang mengakibatkan pendapatan perseroan anjlok.
Setelah bertahun-tahun gagal bersaing dengan JP Morgan dan Goldman Sachs, Deutsche Bank memang mulai mengurangi portofolio investasinya yang beresiko tinggi, dan mulai fokus ke pasar arus utama.
Petinggi, dan investor perseroan pun, strategi ini bisa kembali mendongkrak kinerja perseroan, khususnya terkait harga sahamnya, yang pada bulan ini jatuh ke titik terendahnya sepanjang sejarah perseroan.
Beberapa strategi misalnya akan dilakukan untuk menampung aset-aset non-inti dengan nilai hingga 10 miliar Euro yang digunaKan perseroan untuk menutup ekuitas dan bisnis perdagangannya di luar Eropa. Ini juga bertujuan untuk membuang hingga seperempat dari aset paling berisiko dalam beberapa tahun ke depan.
Secara keseluruhan, langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari restrukturisasi perseroan yang telah dilakukan sejak 2008. Strategi ini berhasil menjaga laba perseroan.