0 0
Read Time:1 Minute, 36 Second

Jakarta – Ritel terbesar di Inggris, Debenhams berencana menutup permanen tokonya di Inggris. Selain itu, ritel Topshop Arcadia juga dikabarkan telah menyatakan bangkrut. Kegagalan dua bisnis ritel ini mengakibatkan 25.000 pekerja Inggris terancam kena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Pemilik Topshop Arcadia mengatakan telah mengajukan perlindungan kebangkrutan. Sedangkan Debenhams yang telah terpuruk dalam setahun akan menutup 124 outletnya di Inggris. Perusahaan pun akan melakukan cuci gudang semua sisa produknya melalui toko online sebelum akhirnya permanen ditutup.

Selain itu, 45 toko Debenhams, yang sebagian besar berada di Timur Tengah, Asia Tenggara dan Eropa Timur, juga bergantung pada tingkat pembeli dan diharapkan bisa bertahan. Kesepakatan antara ritel olahraga JD Sports Fashion untuk membeli Debenhams juga diketahui gagal.

“Ekonomi saat ini sangat menantang dan, ditambah dengan ketidakpastian yang dihadapi industri ritel Inggris, kesepakatan juga tidak dapat dicapai,” kata administratori FRP Advisory, Geoff Rowley, dikutip dari CNN, Rabu (2/12/2020).

Keputusan Debenhams untuk menutup toko di Inggris memberikan pukulan baru bagi industri ritel Inggris. Selain berdampak kepada pekerja, bisnis properti, penyedia toko juga akan mengalami kerugian.

“Penutupan toko merupakan pukulan besar bagi pusat perbelanjaan, yang dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan real estate, terutama yang sudah berada dalam gejolak keuangan,” kata Pippa Stephens, seorang analis ritel di GlobalData.

Selama pandemi, ritel pakaian Inggris mengalami penurunan penjualan yang parah. Marks & Spencer (MAKSY) dan Selfridges sebagai perusahaan besar yang telah mengumumkan PHK besar-besaran, menutup toko selama berbulan-bulan, rendahnya permintaan akan pakaian kantor dan formal, dan mempercepat peralihan ke belanja online.

Ekonomi Inggris juga sedang berjuang melawan resesi terburuknya dalam lebih dari 300 tahun, karena menghadapi pukulan dari COVID-19 dan Brexit. Kegagalan untuk mencapai kesepakatan perdagangan baru sebelum 31 Desember akan mempersulit pemulihan ekonomi.

Kantor Tanggung Jawab Anggaran Inggris atau The Office for Budget Responsibility memperkirakan pengangguran Inggris akan naik menjadi 7,5% pada kuartal II-2021. Artinya 2,6 juta orang akan kehilangan pekerjaan, lebih tinggi 1 juta orang dari total saat ini.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

By kspsi

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *