Jakarta, CNBC Indonesia – Halliburton, perusahaan asal Amerika Serikat berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 650 karyawannya. Perusahaan jasa eksplorasi migas ini bakal merumahkan pekerja di Colorado, Wyoming, New Mexico dan North Dakota.
Surutnya industri migas menjadi penyebab. “Membuat keputusan ini tidak mudah, tidak juga dapat dianggap enteng, tetapi sayangnya itu perlu, sebab kami berupaya menyelaraskan operasi kami untuk mengurangi aktivitas pelanggan,” kata Juru Bicara Halliburton Emily Mir melalui email sebagaimana dilansir dari Reuters, Kamis (10/10/2019).
Pemangkasan itu merupakan kelanjutan dari PHK yang pernah diumumkan Halliburton awal tahun 2019. Sebelumnya, Halliburton mengumumkan akan mengurangi karyawan hingga 8%.
Perusahaan yang berbasis di Houston adalah perusahaan jasa ladang minyak terbesar ketiga, di belakang Schlumberger dan GE Baker Hughes. Halliburton merupakan penyedia armada fracking hidrolik terbesar di dunia.
Halliburton akan melaporkan laba kuartal ketiga pada 21 Oktober nanti. Perusahaan diperkirakan melaporkan laba 35 sen per saham, turun dari 50 sen per saham pada kuartal yang sama tahun lalu, menurut data dari Refinitiv IBES. Saham Halliburton turun dari US$ 18,18 di perdagangan tengah hari pada Rabu (9/10/2019).