Jakarta – Matahari Department Store memangkas jam operasional di 100 gerainya. Langkah ini dilakukan seiring dengan adanya kebijakan pengetatan PPKM Mikro dari pemerintah.
“Kami memiliki 100 gerai yang terdampak atas pengurangan jam operasional, meningkat 26 gerai sejak pembatasan dimulai,” ungkap Matahari dikutip dari keterbukaan informasi, Senin (28/7/2021).
Lebih lanjut, dampak yang dirasakan pun tersebar di beberapa daerah. Pihaknya menyebut untuk wilayah Jawa termasuk Jabodetabek merupakan daerah yang paling mengalami dampak tertinggi. Secara rinci, sebanyak 71 gerai berada di Jawa, 19 gerai di Sumatera, 4 gerai di Kalimantan, dan lainnya di luar wilayah tersebut.
Kemudian, dampak yang dirasakan dari 100 gerai tersebut merepresentasikan 67% dari jumlah gerai Matahari dan 71% dari total penjualan. “Gerai-gerai ini terkena dampak atas pengurangan jam operasional, dimana beberapa gerai harus tutup jam 6 sore,” sambungnya.
Selain itu, sekitar 30% dari total gerai terdampak atas pembatasan kunjungan mal atau pengalihan lalu lintas jalan. Di sisi lain, pembatasan kapasitas peritel makanan dan minuman yang mengurangi kunjungan ke mal pun berdampak pada 42% dari total gerai.
“Keseluruhan dampak dari kebijakan ini masih harus dilihat, mengingat pengaturan ini dipahami baru diberlakukan selama seminggu penuh pertama. Ini adalah situasi yang dinamis yang mencerminkan kekhawatiran tersebarnya varian delta di masyarakat yang Matahari layani,” katanya.
Pihaknya menekankan, dampak keuangan dari pengetatan PPKM Mikro masih belum dapat disampaikan. “Oleh karena itu, saat ini dapat terlalu dini untuk menyatakan dampak keuangan spesifik dari setiap aspek pengaturan. Namun, manajemen Matahari tetap sepenuhnya siap untuk mematuhi langkah-langkah yang diperlukan oleh otoritas,” ujarnya.
“Perseroan ingin menekankan bahwa Matahari akan sepenuhnya mematuhi dan mendukung semua kebijakan yang diperlukan demi menjaga kesehatan dan keselamatan pelanggan dan karyawannya,” tutupnya.