0 0
Read Time:1 Minute, 43 Second


Merdeka.com – Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 mencatat bahwa tren Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merosot dalam sepuluh tahun terakhir. Rata-rata penurunannya 7,36 persen per tahun.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Mirah Midadan Fahmid menilai, penurunan ini karena para pencari pekerja lebih memilih bekerja di dalam negeri. Dia belum memastikan penyebab turunnya angka TKI.

“Berarti ada sesuatu nih, apakah karena trauma, sebab kekerasan saya belum elaborasi lebih jauh,” kata Mirah di Jakarta, Jumat (20/12).

Pengangguran di Indonesia saat ini mencapai 7 juta orang. Dari jumlah tersebut, setidaknya ada 2 juta orang ikut dalam program kartu pra kerja. Mirah menyarankan, di program tersebut ada pelatihan berbasis keahlian sesuai dengan kebutuhan pasar luar negeri.

Lewat program inisiasi Presiden Jokowi, tenaga kerja dilatih memiliki kemampuan sesuai pasar tenaga kerja luar negeri. Bersamaan dengan pemberian bekal keterampilan, pemerintah juga mendorong vokasi agar TKI bisa diterima negara sahabat. “Jadi bukan cuma dalam negeri doang (yang) elaborasi,” ujarnya.

Pelatihan keterampilan juga harus bersertifikasi strandar nasional atau internasional. Sertifikasi juga harus dikeluarkan oleh lembaga berwenang (BSN) yang telah diakui pasar tenaga kerja atau industri. “Jadi harus ada sertifikasi profesi biar ada perusahaan percaya,” kata Mirah mengakhiri.

Kartu Pra Kerja Dinilai Tak Selesaikan Masalah Pengangguran

Data Badan Pusat Statistik tahun 2019 mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi berdasarkan tingkat pendidikan yakni lulusan SMK sebesar 10,42 persen. Lulusan SMK ini berada di rentang usia 15-24 tahun.

Untuk mengatasi pengangguran pemerintah melahirkan kebijakan kartu pra-kerja. Namun peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Mirah Midadan Fahmid mengatakan, program kartu pra-kerja belum bisa mengatasi masalah pengangguran.

“Kartu pra kerja tidak menyelesaikan masalah,” kata Mirah dalam Diskusi Publik Refleksi Akhir Tahun ‘Ekonom Perempuan: Mewaspadai Resesi Ekonomi Global’ di Jakarta, Jumat (20/12).

Anggaran kartu pra-kerja mencapai Rp10 triliun. Targetnya 2 juta orang bisa ikut program ini. Sementara jumlah TPT ada 7 juta, artinya hanya 30 persen saja yang terserap pasar.

Namun, jika program ini mengikuti permintaan lowongan kerja di sistem informasi ketenagakerjaan (sisnaker), pengangguran yang terserap hanya 2,57 persen.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

By kspsi

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *