Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) beri penjelasan mengenai pergerakan nilai tukar rupiah yang sepanjang hari ini bergerak fluktuatif bagaikan roller coaster terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Perjalanan rupiah sepanjang hari ini memang ‘jungkat jungkit’. Dibuka menguat tajam, penguatan rupiah seiring berjalannya waktu berkurang, bahkan terlempar ke zona merah.
Rupiah pun sempat menguat dan melemah, sebelum akhirnya perkasa. Pada penutupan pasar spot, rupiah berada di Rp 14.585/US$, menguat 0,16% dibandingkan penutupan pasar akhir pekan lalu.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah saat berbincang dengan CNBC Indonesia menjelaskan kenapa pergerakan rupiah sepanjang hari ini begitu labil.
“Rupiah yang sempat menguat di sesi pagi, pada sesi siang sempat melemah disebabkan penyesuaian posisi pelaku pasar yang memanfaatkan penguatan rupiah untuk short covering,” kata Nanang, Senin (19/11/2018).
“Sepanjang pekan lalu, banyak pelaku pasar yang mengambil posisi short US$ [jual valas] karena ekspektasi rupiah akan terus menguat,” jelasnya.
Bank sentral mengatakan, penguatan rupiah yang terjadi pada penutupan perdagangan disebabkan karena penjualan greenback oleh perbankan, salah satunya untuk keperluan nasabah offshore.
“Sehingga kembali menguat Rp 15.585/US$. Kondisi pasar valuta asing tetap terjaga likuid dengan mekanisme pasar yang berjalan efisien,” tegas Nanang.
(hps/hps)