0 0
Read Time:2 Minute, 23 Second

Merdeka.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen mengakselerasi penerapan industri 4.0 di sektor manufaktur. Melalui program Making Indonesia 4.0, sektor industri dapat meningkatkan efisiensi produksi dan daya saingnya, sehingga mampu berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Eko SA Cahyanyo mengatakan, penerapan Making Indonesia 4.0 juga berpeluang meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar USD 120 miliar pada 2025. Sebagaimana studi yang dilaporkan McKinsey.

“Melalui penerapan Making Indonesia 4.0, Indonesia juga berpotensi meningkatkan nilai tambah PDB hingga USD 120 miliar pada 2025. Seperti studi McKinsey,” ujar dia dalam Webinar Insan Bisnis dan Industri Manufaktur Indonesia (IBIMA), Jumat (20/11).

Eko mengungkapkan, implementasi making Indonesia 4.0 akan mempercepat pembangunan sektor industri yang berdaya saing global. Sehingga dapat mewujudkan asa Indonesia berada menjadi 10 negara ekonomi terbesar pada tahun 2030.

“Bahkan, implementasi Making Indonesia 4.0 akan membuka peluang 20 juta lapangan kerja dengan keahlian baru di sektor industri dan jasa pendukung industri pada 2030 mendatang,” imbuh dia.

Untuk itu, Kemenperin terus berupaya meningkatkan daya saing sektor industri melalui penerapan teknologi terbarukan dan peningkatan kompetensi SDM di tujuh sektor prioritas. Yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, kimia, elektronika, alat kesehatan dan farmasi.

“Pemanfaatan teknologi digital ini nantinya akan dimulai dari tahapan produksi hingga distribusi kepada konsumen. Hal tersebut sejalan dengan instruksi Presiden agar segera disusun program digitalisasi nasional,” tutupnya.

Hadirkan Program Unggulan

Informasi saja, IBIMA saat ini hadir sebagai aggregator & integrator dan think tank bisnis serta industri dengan menghadirkan program-program unggulan untuk bisa memacu pengembangan SDM secara lebih luas termasuk karakter, values dan teknologi, sistem, proses & excellence operational dan hal lainnya. Ini kemudian diimplementasikan secara terpadu dan terintegrasi ke dalam sebuah skema yang mengkolaborasikan berbagai stakeholders dari academics, business, government, community, financing & media.

Kehadiran IBIMA dalam rangka upaya membantu ekonomi untuk bangkit dan tumbuh di tengah krisis, dan upaya recovery & rebuild secara mandiri, dengan mengoptimalkan seluruh local resources di Indonesia, di antaranya melalui pemberian dukungan terhadap IKM, UMKM, Koperasi dan upaya riset & inovasi serta pengembangan Bisnis & Industri lainnya.

Founder & CEO IBIMA, Made Dana Tangkas, MSi mengatakan bahwa Integrated Launching & Kick Off dilaksanakan sebagai bagian dari program IBIMA bekerja sama dengan PII – BKTI, IOI dan pelaku usaha atau industri lainnya serta Kementerian dan Lembaga terkait untuk menyediakan berbagai jenis bentuk kerja sama, services, platform, fasilitas/infrastruktur dan pelayanan/akses multisectoral bagi bisnis & industri dalam membantu percepatan pemulihan kondisi perekonomian dari krisis yang terjadi saat ini serta pengembangan SDM nasional yang lebih kompeten dan berdaya saing.

“Program ini dilaksanakan dalam rangka perwujudan visi IBIMA yaitu menjadi Lembaga yang terkemuka sebagai penggerak, fasilitator maupun integrator dalam pembangunan industri nasional dengan produktivitas & daya saing berkelas dunia untuk membangun industri berdikari & sejahtera serta kontribusi industri terhadap GDP di tahun 2030 lebih besar dari 30 persen,” katanya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

By kspsi

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *