Jakarta, CNN Indonesia — Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia (FSPISI) menuduh perusahaan semen asal China kerap membayar gaji karyawan dengan jumlah setara Upah Minimum Provinsi (UMP) selama bertahun-tahun. Gaji rendah dilakukan agar mereka bisa menjual produknya dengan harga yang lebih murah dibandingkan semen lokal.
Ketua FSPISI Ronida menyatakan pihaknya sempat melakukan investigasi ke salah satu perusahaan semen asal China, yakni Conch.
Menurutnya, perusahaan itu diduga sengaja tak menaikkan gaji karyawannya agar beban biaya operasional perusahaan tidak membengkak.
“Upah karyawan rendah, bisa tiga kali lipat di bawah kami. Kalau beban operasional yang lain tidak bisa diotak-atik karena kan bahan bakar dan lainnya semua sama, yang bisa diubah-ubah hanya upah,” ucap Ronida, Kamis (8/8).
Ia menyatakan Conch hanya akan memberikan biaya tunjangan tambahan bagi karyawan lulusan D3 sebesar Rp100 ribu dan S1 sebesar Rp200 ribu. Selebihnya, gaji akan selalu sama setiap tahun.
Ia mengatakan sejumlah karyawan sebenarnya mengaku telah menyatakan keberatan dengan kebijakan perusahaan tersebut. Namun, belum ada titik temu yang menguntungkan kedua belah pihak hingga saat ini.
“Kami juga dampingi mereka (pekerja Conch). Bahkan kasusnya kami bawa ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Tapi belum selesai,” ujarnya.
CNNIndonesia.com telah mencoba untuk meminta penjelasan kepada manajemen Pabrik Semen Conch baik yang di Kalimantan Selatan, Serang maupun Kamal Muara, Jakarta Utara melalui saluran telepon.
Tapi sampai dengan berita diturunkan, belum ada satu pihak pun yang bisa dimintai penjelasan atas tuduhan tersebut.