JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6 sampai 6,2 persen dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. RPJMN ini nantinya akan diterbitkan dalam bentuk Perpres pada 20 Januari.
“Kami memahami keadaan dunia internasional saat ini, tetapi kami tentu harus tetap optimistis dan kami mengambil di angka di antara 5,6-6,2 persen. Rata-rata ini ya, selama 5 tahun ke depan,” kata Kepala Bappenas Suharso Monoarfa usai rapat kabinet di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (6/1).
Suharso menyatakan, untuk tahun ini pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,3 persen.
Ia berharap angka tersebut meningkat setiap tahunnya dan mencapai sekitar 6 persen pada 2024 nanti.
Disaat yang bersamaan, pemerintah juga menargetkan tingkat kemiskinan turun dari yang sekarang 9,41 persen menjadi 7 persen.
Kemudian tingkat pengangguran terbuka bisa turun sampai 4,3 persen dari saat ini 5,28 persen.
Selain itu, angka gini rasio ditargetkan turun dari 0,382 menjadi 0,374. Kemudian penurunan emisi gas rumah kaca dari 22,5 persen menjadi 27,3 persen dalam rentang lima tahun.
Selanjutnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) diharapkan naik dari 71,39 menjadi 75,54.
“Rancangan ini disusun sedemikian rupa dengan memasukkan seluruh janji-janji presiden yang hampir 392 visi dan misi presiden, dan tentu sesuai arahan Presiden dalam pidato pelantikan pada 20 Oktober 2019 lalu,” ujar Suharso.
Plt Ketua Umum PPP itu juga menjabarkan, ada tujuh agenda pembangunan dalam lima tahun ke depan.
Pertama ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan.
Kedua, pengembangan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dalam rangka gini rasio antar wilayah dan juga kelompok penduduk.
Ketiga, sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing.
Keempat revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.
Kelima infrasruktur untuk ekonomi dan pelayanan dasar.
Keenam lingkungan hidup, ketahanan bencana, dan perubahan iklim. Ketujuh stabilitas polhukamhan dan transformasi pelayanan publik.
“Demikian kami harapkan terjadi transformasi ekonomi dan rata-rata pertumbuhan ekonomi 5,6-6,2 persen. Dengan prasyarat atau kondisinya adalah penyederhaan regulasi dan birokrasi,” ujarnya.