Jakarta, CNBC Indonesia – Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kali ini terjadi lagi. Perusahaan alat berat Caterpillar Inc (CAT.N) mengaku bakal merumahkan 120 pekerja seiring dengan melemahnya penjualan akibat dampak perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Sebagian besar karyawan yang di PHK berada di pabrik di Texas, AS. Mereka yang diberhentikan secara permanen, bekerja untuk fasilitas eskavator hidrolik.
“Keputusan ini sesuai dengan kondisi pasar,” kata Juru bicara Caterpillar Kate Kenny, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (5/11/2019). Pabrik di Texas memiliki total 820 karyawan.
Oktober lalu, perusahaan alat berat terbesar dunia itu memutuskan memangkas produksi setelah mencatat penurunan penjualan di semua segmen produk di kuartal 3 (Q3) 2019.
Penjualan di Asia Pasifik, pasar terbesar ketiga perusahaan, jatuh 13%. Ini terjadi seiring turunnya permintaan China dan kompetisi dengan perusahaan alat berat lokal.
Belum lagi pendapatan pasar Amerika Utara yang turun 3%. “Perang dagang membuat konsumer khawatir mengeluarkan modal yang besar, memukul pendapatan kuartalan dan memangkas outlook laba setahun,” katanya lagi.
Pada perdagangan Senin (4/11/2019), saham perusahaan ini ditutup naik 1,7% ke US$ 146,92 per lembar saham. Sebelumnya, Moody’s Analytics memprediksi efek perang dagang akan membuat 300.000 orang di AS kehilangan pekerjaan.