0 0
Read Time:2 Minute, 38 Second


Merdeka.com – Pengusaha Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 sudah seharusnya diterapkan oleh seluruh sektor. Sebab, berbagai teknologi yang menjadi tanda dimulainya revolusi industri 4.0, sudah mulai diterapkan di berbagai lini. Salah satunya artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

“Perkembangan dari industrialisasi menjadi digitalisasi yang sedang berubah. Robot, mungkin 3-4 tahun ke depan akan membantu atau justru akan mengubah kita,” kata Sandiaga dalam acara Never Give Up 4.0 di Jakarta, Senin (12/11).

Sandiaga mengatakan, akan ada banyak beberapa pekerjaan yang bisa dihasilkan di dalam industri 4.0. Namun juga, ada pekerjaan yang dihancurkan atau ditiadakan ketika memasuki era industri 4.0.

“Industri 4.0, akan sangat berpotensi menambah jumlah kerja tetapi juga akan menghilangkan kerja, harus ada positivisme di situ. Saya sangat optimis dengan kondisi tersebut, tetapi juga kita harus berhati-hati,” kata dia

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menambahkan, beberapa sektor lapangan pekerjaan baru ke depan mungkin bisa dirasakan yakni kontruksi, manufaktur, dan juga retail. Namun, ada juga, beberapa yang dikhawatirkan berpotensi mengurangi pekerjaan.

“Ke depan, apa saja yang akan dibutuhkan di sektor dan pasar tenaga kerja apa saja, yang ditambah kerjanya atau jumlahnya, yang less job adalah transportasi yang perlu diwaspadai untuk kehilangan pekerjaan,” jelas dia.

Robot Tak Akan Menggusur Tenaga Kerja Manusia

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menyatakan keyakinannya kehadiran robot tidak akan menggusur tenaga kerja manusia. Hal ini disampaikannya saat membuka Pameran PUPR 4.0 Expo.

Dia pun menekankan, meski Indonesia tengah memasuki dan menjalani revolusi industri 4.0, sumber daya manusia (SDM) dipastikan tidak akan digantikan oleh robot secara holistik di masa depan.

“4.0 ini berhubungan dengan beyond internet, tapi bukan berarti meniadakan SDM, justru dibelakangnya 4.0 ini pasti ada SDM yang lebih handal. Tidak mungkin robot bakal gantiin manusia, wong yang buat robot itu manusia. Jadi harus kita tempatkan pada proporsi yang sebenarnya,” jelas dia di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (11/2).

Pemerintah Diminta Hati-hati Terapkan Industri 4.0
Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek) Mirah Sumirat mengatakan, sejak mulai diterapkan digitalisasi atau industri 4.0 sudah menunjukan dampak pada pekerja Indonesia, seperti yang dialami penerapan transaksi non tunai jalan ton atau e-tol.

“Seluruh transaksi tol harus pakai e-tol atau non tunai, akibat dampak 20 ribu karyawan pekerja di PHK masal,” Kata Mirah, saat konfrensi pers rencana aksi buruh di kawasan Proklamasi, Jakarta, Kamis (31/1).

Menurut Mirah, untuk menghindari dampak negatif penerapan digitalisasi industri, dengan mempersiapkan sumber daya manusia melalui penerapan kurikulum berbasis industri 4.0. “Melakukan persiapan ke sana seperti menyiapkan kurikulum materi digitalisasi atau automatisasi. Pemerintah harusnya hati-hati menerapkan industri 4.0,” tuturnya.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal mengungkapkan, berdasarkan data yang diperoleh 52,6 juta orang akan mengalami kehilangan tenaga kerja akibat penerapan industri 4.0 pada 2025, sementara potensi penyerapan tenaga kerja baru hanya3,7 juta

“Dalam reformasi Industri 4.0 menurut McKenzie 52,6 juta sepanjang 2025, nanti akan kehilangan pekerjaan. Pekerja baru 3,7 juta lewat semua. Buruh-buruh, teler-teler bank. Sekarang teler bank kita mau transfer saja bisa pakai ponsel. Dengen demikian bahaya bagi kita,” tandasnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

By kspsi

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *