JAKARTA, KOMPAS.com – Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan, rupiah hari ini berpotensi melemah. Sentimen negatif terhadap rupiah muncul dari Pernyataan the Fed yang mengatakan, ekonomi AS berisiko tertekan bila tidak ada stimulus lanjutan dari pemerintah.
“ Rupiah berpotensi melemah, pagi ini nilai tukar regional bergerak melemah terhadap dollar AS dan indeks saham regional juga mengalami tekanan,” kata Ariston kepada Kompas.com, Kamis (17/9/2020).
Ariston mengatakan, pernyataan The Fed memberi tekanan kepada aset berisiko pagi ini. Apalagi, hingga sekarang pemerintah AS masih belum sepakat dengan parlemen untuk merilis stimulus paket kedua.
Di sisi lain, The Fed juga menjelaskan kemajuan pemulihan ekonomi AS yang mungkin menjadi faktor penguatan dollar AS pagi ini.
Sementara itu, hari ini pasar masih menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia. Ariston memprediksi, BI akan tetap mempertahankan suku bunga.
“Mungkin BI tetap mempertahankan pelonggaran moneter. Sikap BI ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah hari ini,” tegas dia.
Ariston memproyeksikan rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.800 per dollar AS hingga Rp 14.950 per dollar AS.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini, dibuka menguat.
Melansir Bloomberg, pukul 09.10 WIB rupiah dibuka pada level Rp 14.808 per dollar AS, atau menguat 36 poin (0,24 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.844 per dollar AS.