Jakarta – Pekerjaan dengan sistem kontrak disebut menyumbang angka pengangguran dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Adapun saat ini tingkat pengangguran terbuka (TPT) tercatat sebanyak 7 juta orang.
Ketua PB PGRI Didi Suprijadi mengatakan saat ini masih ada industri yang merekrut lulusan SMK dengan sistem kontrak satu tahun. Begitu, kontrak tersebut selesai mereka akan diberhentikan begitu saja. Alhasil, hal itu mendorong pengangguran lulusan SMK meningkat.
“Lulusan SMK bekerja dengan tidak nyaman, seperti sistem kontrak yang setiap tahun ganti akhirnya jadi pengangguran,” kata dia di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (10/11/2018).
Selain itu, kata Didi, ada pula sistem magang yang dilakukan industri terhadap lulusan SMK. Padahal lulusan SMK diharapkan sudah dapat langsung bekerja dan bukan dalam sistem magang lagi.
“Begitu juga pemagangan. Dulu magang anak sekolah, sekarang yang sudah lulus malah magang dulu padahal kalau lulus bukan magang lagi,” sambung dia.
Oleh karena itu, ia meminta agar perusahaan mau menjaga sistem perekrutan sesuai dengan aturan. Dengan begitu diharapkan tidak ada penambahan pengangguran dari lulusan SMK.
“Artinya kondisi di perusahaan juga harus dijaga. Kalau kontrak tiap tahun apalagi kalau kontrak diperbaharui tiap Lebaran ini bisa cerita buruk,” pungkas dia. (ara/ara)