0 0
Read Time:1 Minute, 0 Second

Jakarta – Pemerintah membuat skenario pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat selama 4-6 minggu. Hal ini mempertimbangkan adanya risiko pandemi COVID-19 yang masih tinggi akibat varian delta.

Jika skenario itu benar-benar dilakukan bakal semakin membuat pengusaha menjerit, seperti pelaku ritel yang saat ini terdampak langsung kebijakan PPKM darurat. Sebab, selagi kebijakan tersebut berjalan, mal atau pusat perbelanjaan tempat mereka beroperasi ditutup.

“Konsekuensinya pasti banyak makan korban bagi yang tidak bisa bertahan,” kata Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Tutum Rahanta kepada detikcom.

Daya tahan pengusaha ritel saat PPKM darurat ini pun berbeda-beda, masih ada yang sanggup bertahan menghadapi pandemi COVID-19 maupun kebijakan yang menyertainya. Namun adapula yang sudah tak sanggup bertahan. Ketika sudah benar-benar sekarat mau tak mau pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi langkah yang harus dipilih pengusaha ritel.

“Tergantung masing-masing perusahaan, ada yang bisa bertahan ada yang tidak. PHK adalah opsi yang terakhir,” sebutnya.

Tutum menjelaskan sementara ini pengusaha ritel berupaya untuk melakukan efisiensi, serta meminta keringanan atas biaya-biaya yang harus dikeluarkan, misalnya adalah biaya sewa toko.

“(Upaya yang dilakukan untuk bertahan selama PPKM darurat) berbagai efisiensi, serta bicara dengan beberapa pihak yang terkait dengan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi,” tambahnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

By kspsi

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *