0 0
Read Time:2 Minute, 29 Second

Merdeka.com – Pandemi Covid-19 yang telah mewabah di dunia sepanjang 2020 ini membuat seluruh sektor industri terdampak. Tidak terkecuali industri media. Beberapa media bahkan terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) para karyawannya, karena tidak bisa bertahan di kondisi sulit ini.

Jaringan media online, KapanLagi Youniverse (KLY) juga merasakan berbagai dampak dari pandemi Covid-19 ini. CEO KapanLagi Youniverse (KLY) Steve Christian mengakui, pada awal Covid-19 melanda, pendapatan KLY sempat turun 30-40 persen.

“Pada Maret-April saya khawatir, kalau pendapatan terus turun, maka akan ada ratusan keluarga yang terdampak. Saya tidak mau hal ini terjadi. Akhirnya saya bilang ke tim, bagaimana caranya mencari penghasilan/ keuntungan agar tidak ada satu pun karyawan yang di-PHK,” kata Steve dalam acara Indonesia Digital Conference 2020 yang diselenggarakan oleh AMSI, Rabu (16/12).

Steve mengatakan, penurunan pendapatan tersebut dikarenakan ada banyak sekali acara/ peliputan yang ditunda maupun dibatalkan. Misalnya di bidang olahraga. Seperti yang diketahui, hampir seluruh pertandingan olahraga dibatalkan. Terlebih lagi, negara-negara di dunia menerapkan kebijakan lockdown.

“Bidang olahraga sangat terpukul akibat pandemi Covid-19 ini. Kami bahkan sempat tidak mendapatkan penghasilan di bidang olahraga. Padahal, pengeluaran terbesar perusahaan itu di human resources (untuk gaji karyawan). Ini yang saya khawatirkan,” kata Steve.

Meskipun sempat mengalami penurunan pendapatan, pada akhirnya KLY berusaha keras agar tidak jatuh. Kekhawatiran Steve pun akhirnya bisa diatasi dengan kerja keras seluruh tim KLY.

Di bulan April, berbagai ide dan inovasi baru dilakukan agar tidak ada satu pun karyawan yang di-PHK. Bahkan kata Steve, pandemi Covid-19 ini pada akhirnya memberikan dampak yang positif bagi media online seperti KLY.

“Kami sempat mengubah plan kami yaitu hanya fokus pada revenue saja. Ini semata-mata agar tidak ada satu karyawan pun yang di-PHK. Pada akhirnya, harapan kami ini terwujud,” kata Steve.

Menurutnya, kunci utama agar bisa bangkit dan bisa bertahan di kondisi sulit ini yaitu adaptasi. Setiap media mau tidak mau harus beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi.

Saat ini, kata Steve, banyak sekali content creator baru yang memiliki ratusan ribu bahkan jutaan followers. Hal ini sebenarnya merupakan tantangan bagi berbagai media termasuk KLY.

KLY pun menjadikan tantangan tersebut sebagai peluang baru. KLY kerap kali melakukan kolaborasi dengan para content creator maupun influencer.

“Karena semua orang di rumah saja, jadi banyak muncul content creator baru. Nah saingan kita bukan hanya dengan media saja, namun juga dengan ribuan content creator ini. Saya tidak bilang hal ini buruk, ini hal yang baik,” tambahnya.

Jumlah konten video di KLY pun meningkat drastis. Sebab, kata Steve, konten yang paling banyak menghasilkan keuntungan, yaitu konten video. Seluruh anak media KLY pun dengan gencar melakukan video live di media sosial, seperti instagram dan youtube. Bukan hanya itu, kerap kali diadakan webinar/ festival secara online.

“Kami pun melihat keuntungan di video. Para pengiklan mau mengiklankan produk/ layanannya dalam setiap tayangan video. Kita juga kerja sama dengan influencer,” ujarnya.

“Tahun 2019, kami hanya melakukan video live sebanyak 20 kali, namun tahun 2020 ini kita live 200 kali. Naik 10 kali lipat,” imbuhnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

By kspsi

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *