0 0
Read Time:2 Minute, 27 Second

Jakarta, CNBC Indonesia – Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Brigadir Jenderal Merdisyam melayangkan klarifikasi perihal perbedaan informasi mengenai 49 tenaga kerja asing asal China yang masuk ke Kendari, beberapa waktu lalu. Tidak hanya itu, Merdisyam juga menyampaikan penyesalan atas kekhilafan yang dilakukan.

“Permohonan maaf kepada rekan-rekan sekalian dari saya sebagai Kapolda Sultra” kata Merdisyam, Selasa (17/3/2020), seperti dilansir detik.com.

Menurut dia, perbedaan informasi terkait status 49 TKA asal China juga tidak terlepas dari informasi awal yang berbeda pula.

“Berdasarkan informasi awal yang kami peroleh langsung dari pihak otoritas Bandara Haluoleo dan Danlanud Haluoleo yang menyatakan bahwa benar WNA China berasal dari Jakarta dan mereka sudah dilengkapi dengan visa dan sertifikat kesehatan atau HAC yang merupakan persyaratan masuk orang asing,” ujar Merdisyam.

Sementara itu, menurut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulawesi Tenggara Sofyan, 49 TKA China asal Henan itu semula terbang dari China menuju Thailand. Di sana, mereka dikarantina sebelum terbang ke Jakarta. Dari Jakarta, mereka lantas terbang ke Kendari. Para TKA itu pun sudah mendapat sertifikat kesehatan.

Sedangkan pada Minggu (15/3/2020), Merdisyam menuturkan puluhan TKA itu bukan dari China, melainkan dari Jakarta. Ia mengatakan mereka dari Jakarta dalam rangka memperpanjang visa.

Kembali ke klarifikasi terkini Merdisyam, dia mengatakan informasi TKA dari Jakarta itu didapatkan dari pihak bandara.

“Informasi dari otoritas bandara hanya bisa menjelaskan terkait asal keberangkatan WNA China yang datang karena Bandara Haluoleo tidak terdapat pemeriksaan keimigrasian pada pintu kedatangan,” katanya.

“Kami sudah koordinasi dengan pihak perusahaan, yakni VDNI (Virtue Dragon Nickel Industry) bahwa TKA yang masuk ini merupakan TKA lama, karena tidak ada TKA baru yang datang,” lanjut Merdisyam.

Isolasi
Kabar 49 TKA asal China yang masuk ke Kendari untuk bekerja dengan memakai visa kunjungan dan mendapatkan persetujuan kartu kewaspadaan kesehatan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta tanpa karantina kesehatan menuai respons Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.

Ia mendorong pemerintah melalui tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 untuk segera mendatangi lokasi perusahaan di kawasan industri Virtue Dragon Nickel Industry, tempat WNA China itu bekerja untuk mengecek kondisi kesehatan dan mengisolasi TKA asal China tersebut. Tujuannya sebagai upaya mencegah masuknya virus corona di wilayah tersebut.

“Mendorong pemerintah agar memperlakukan WN China tersebut secara tegas dengan perlakuan yang sama serta membatalkan persetujuan kartu kewaspadaan kesehatan tersebut, mengingat dalam situasi seperti ini tidak boleh ada perlakuan istimewa terhadap WNA manapun,” ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, dalam rilisnya, kemarin.

Ia juga mendorong pemerintah untuk mengevaluasi sistem penjagaan di setiap pintu masuk Indonesia, terutama di wilayah perairan Indonesia/pelabuhan, serta bersama polair untuk meningkatkan pengawasan dengan melakukan patroli dan penjagaan laut di perbatasan. Tujuannya guna meminimalisir masuknya WNA yang tidak memiliki izin tinggal ataupun bekerja.

“Mendorong pemerintah dalam situasi saat ini untuk memperketat perizinan bagi para WNA yang ingin berkunjung maupun tinggal/bekerja di Indonesia, serta agar tetap melakukan karantina kesehatan bagi setiap WNA yang masuk ke Indonesia, sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19,” kata Bamsoet berpesan.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

By kspsi

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *