Jakarta, CNN Indonesia — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat bekerja di rumah. Imbauan yang ia keluarkan pekan lalu tersebut diberikan demi menekan penyebaran virus corona yang makin meluas di dalam negeri belakangan ini.
Walaupun bersifat imbauan, tidak sedikit kantor yang mulai menerapkan ‘petuah’ Jokowi tersebut dengan menerapkan sistem kerja dari rumah selama dua pekan. Imbauan kerja dari rumah ditetapkan bersamaan dengan ‘social distancing‘.
Dampaknya, pusat perbelanjaan sepi. Penjaja jasa seperti tukang cukur hingga cleaning service nyaris ‘lumpuh’ karena tak ada pekerjaan.
Salah satunya perusahaan biro perjalanan Star Jet di Plaza Lagoi Bintan, Kepulauan Riau. Mereka memutuskan hubungan kerja (PHK) 150 karyawan lantaran bisnis perusahaan lesu akibat wabah virus corona.
Selain Star Zet, Kepala Dinas Tenaga Kerja Bintan Indra Hidayat mengatakan empat perusahaan sektor pariwisata di daerahnya akan merumahkan karyawannya karena wabah itu. Ketua Umum Harian Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Ashok Kumar mengatakan kebijakan merumahkan karyawan yang dilakukan oleh pengusaha di sektor pariwisata dilakukan karena pendapatan menurun tajam.
“Karyawan sudah ada yang dicutikan dan diliburkan, okupansi sudah rontok. Walau (wisman) sudah bayar uang muka tapi tetap dibatalkan,” jelasnya kepada CNNIndonesia.com pada Senin (16/3).
Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal memperkirakan, walau ada gelombang PHK akibat virus corona di Indonesia tidak akan ekstrem. “Saya rasa belum sampai seekstrem itu. Namun, income paling bawah mereka akan terdampak,” ujarnya Kamis, (19/3).
Perkiraan tersebut ia buat berdasarkan kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Ia mengungkap kondisi ekonomi Indonesia saat ini sudah jauh lebih baik jika dibandingkan saat krisis 1998.
Jika kondisi seperti ini terjadi pada 1998 maka PHK massal memang tak akan terelakkan. “Memang akan buruk tapi tidak akan seburuk yang kita duga. Sekarang, bukan lagi pertimbangan ekonomi tapi pertimbangan kemanusiaan,” papar Fithra.
Salah satu insentif, penambahan dana program sembako murah dari yang awalnya hanya Rp150 ribu per keluarga penerima menjadi Rp200 ribu. Selain itu, pemerintah juga menggelontorkan anggaran Rp3,3 triliun untuk mendiskon pajak restoran dan hotel agar mereka tak tertekan virus corona.
Ia menilai stimulus tersebut penting untuk menopang daya beli kaum menengah ke bawah yang terdampak virus corona. Beberapa insentif yang dia nilai penting adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan kartu prakerja.
“Bisa juga realokasi dana infrastruktur untuk menjaga kelompok paling bawah, kelompok paling rawan yang terdampak wabah agar diberikan bantuan,” ungkap Fithra.
Kebijakan Ekonomi
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Danang Girindrawardana mengatakan agar ancaman PHK di tengah corona tidak menjadi kenyataan, pemerintah perlu membuat kebijakan ekonomi yang tepat. Kebijakan tersebut terutama diperlukan untuk kalangan menengah bawah dan sektor non-formal yang lebih terancam dalam situasi seperti sekarang.
Danang menilai sektor non-formal ini harus dipikirkan betul insentif yang diberikan. Hal ini penting agar ke depannya tidak terjadi konflik sosial. Dia mengungkap akan mendukung keputusan pemerintah. Walaupun, kondisi seperti saat ini akan membuat roda perputaran ekonomi melambat.