Merdeka.com – Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Arifin Rudiyanto menyampaikan hasil studi mengenai manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan dari ekonomi sirkular atau berkelanjutan di Indonesia. Salah satunya, penerapan konsep ekonomi tersebut berpotensi membuka 4,4 juta pekerjaan baru pada 2030.
“Penerapan ekonomi sirkular mampu menciptakan 4,4 juta lapangan pekerjaan secara akumulatif pada 2030. Porsi tenaga kerja perempuan bisa capai 75 persen dari total tersebut,” tutur Arifin dalam acara virtual peluncuran laporan studi ‘The Economic, Social, and Environmental Benefits of Circular Economy in Indonesia’ pada Senin (25/1).
Peluang besar bagi perempuan itu didorong potensi perpindahan kerja di sektor yang didominasi laki-laki seperti konstruksi. Selain itu juga kemungkinan pembukaan lapangan kerja di sektor yang didominasi perempuan seperti pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan sosial.
Dalam masa transisi ke ekonomi sirkular ini, kata Arifin, akan ada perubahan lain dalam bidang pekerjaan. “Misalnya beberapa pekerjaan hulu seperti sektor pertambangan akan beralih. Namun hal ini dapat diimbangi dengan pekerjaan baru yang diciptakan di sektor hilir seperti manufaktur dan jasa,” kata Arifin.
Oleh sebab itu, menurut Arifin, pemerintah perlu menyiapkan kebijakan untuk transisi pekerjaan tersebut.
“Diperlukan kebijakan transisi pekerjaan untuk melatih kembali pekerja yang berpindah sektor untuk mengisi peran baru yg diciptakan,” jelasnya.
Dampak Lain
Pemerintah tengah mendorong penerapan ekonomi sirkular dalam mendukung ekonomi hijau, dan pengembangan rendah karbon. Model ekonomi ini mempertahankan nilai produk, bahan baku, dan sumber daya semaksimal mungkin.
Arifin mengatakan, ekonomi ini lebih dari sekadar manajemen atau pengelolaan sampah, tapi juga mencakup keseluruhan proses produksi, distribusi, dan konsumsi dari hulu hingga ke hilir rantai pasokan.
Ada lima sektor prioritas dalam rencana penerapan ekonomi sirkular, yaitu makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, ritel yang fokus pada kemasan plastik, dan elektronik.
Ekonomi sirkular juga dapat membantu mengurangi limbah pada lima sektor prioritas tersebut sebesar 18 hingga 52 persen dibandingkan dengan skenario “Business-As-Usual” (BAU) pada 2030. Selain itu juga memberikan kontribusi signifikan dalam membantu Indonesia mengurangi emisi CO2e sebesar 29 persen dengan upaya sendiri, hingga 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030.
Sementara untuk PDB Indonesia akan meningkat secara signifikan pada 2030. “Ekonomi sirkular dapat meningkatkan PDB kita pada kisaran Rp 593 triliun hingga 638 triliun pada 2030,” tutur Arifin.