Jakarta – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengajak perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) di Indonesia meningkatkan kerja sama di bidang ketenagakerjaan yang produktif. Hal ini dinilainya akan berdampak pada pembangunan ketenagakerjaan termasuk pemulihan ekonomi di Tanah Air.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan Indonesia terbuka untuk mengembangkan ekonomi digital bareng AS. Menurutnya, kondisi COVID-19 saat ini mempercepat Kemnaker untuk melakukan inovasi baru dalam pengembangan SDM pekerja, dengan melakukan pelatihan secara blended, yakni menggabungkan pelatihan secara online dan offline.
“Ini tentu butuh dukungan untuk kembangkan infrastruktur yang mendukung proses digitalisasi pelatihan yang ada,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (2/9/2021).
“Saya berharap dampak dan manfaat positif sebesar-besarnya dapat kami rasakan bagi pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19 dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia, melalui transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peningkatan etos kerja yang lebih profesional,” imbuhnya dalam pertemuan dengan US-ASEAN Business Council secara virtual.
Sebagaimana dalam 9 lompatan besar Kemnaker, lanjutnya, pihaknya berupaya mengembangkan sistem pelayanan ketenagakerjaan sebagai ekosistem ketenagakerjaan di Indonesia.
“Kami akan lead ekosistem ketenagakerjaan ini, dan tentu ini sangat membutuhkan dukungan perusahaan seperti Amazon, Cisco, Oracle, dan lainnya. Saya percaya bapak dan ibu semua akan mendukung upaya yang kami lakukan,” ujarnya.
Ida juga mengatakan melalui pertemuan (virtual mission) ini dapat dibangun kerja sama positif antara Kemnaker RI dengan perusahaan-perusahaan AS di Indonesia, dan menghasilkan tindak lanjut yang konkrit bersifat produktif di bidang ketenagakerjaan. “Saya Minta para Dirjen untuk menindaklanjuti pertemuan ini,” katanya.
Lebih lanjut, Ida berharap dukungan dan kontribusi US-ASEAN Business Council terkait program-program yang dilaksanakan Kemnaker dalam memitigasi dampak pandemi COVID-19, khususnya program diberikan kepada pekerja yang terkena PHK akibat pandemi.