Jakarta – Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bercerita soal kunjungannya ke Amerika Serikat (AS). Agenda utamanya memang membahas soal kerjasama pengurangan gas rumah kaca serta percepatan dan transisi menuju energi baru terbarukan.
Namun, yang tak kalah penting menurut Luhut adalah pertemuannya dengan Penasehat Keamanan Nasional (NSA) Jack Sullivan. Pertemuan itu membahas peningkatan kerja sama soal kesehatan dan keamanan global.
Dia meminta Jack Sullivan untuk membantu Indonesia secara konkrit. Salah satunya dengan meminta perusahaan AS untuk investasi dan memproduksi obat terapi COVID-19 di Indonesia.
“Saya sampaikan pada Mr.Sullivan jika Amerika ingin membantu Indonesia secara konkrit, maka Perusahaan-perusahaan Amerika dapat melakukan kerja sama investasi dan produksi obat therapeutic covid di Indonesia yang sudah dalam fase “clinical trial” terakhir dimana kita tahu bersama bahwa obat ini bisa menjadi kunci penanganan pandemi,” kata Luhut dalam unggahannya di akun Instagram resmi @luhut.pandjaitan, Kamis (21/10/2021).
Luhut bercerita kepada Jake Sullivan, Indonesia tidak hanya ingin menjadi pembeli saja, namun juga ingin memproduksi. Dia bilang Jack Sullivan akan mempertimbangkan permintaannya soal investasi pabrik obat.
“Kita tidak ingin hanya sekadar menjadi pembeli. Mendengar hal ini, Mr. Sullivan tampak optimis dan sepakat dengan saya. Saya kira jika ini berhasil, penanganan pandemi kita bisa jauh lebih baik namun dengan catatan kita harus taat prokes dan melakukan percepatan vaksinasi,” kata Luhut.
Sebelumnya, Luhut sudah mengatakan dia dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akan bertemu dengan pihak perusahaan farmasi Merck, berdiskusi soal obat COVID-19 Molnupiravir. Luhut mengatakan akan berdiskusi dengan Merck untuk membuat Indonesia sebagai produsen obat COVID-19 tersebut.
“Saya saat ini bersama Menteri Kesehatan sedang berada di Amerika Serikat untuk melakukan pertemuan dengan Merck mengenai Molnupiravir. Saya dapat sampaikan bahwa kita tidak ingin hanya sekedar jadi pembeli,” kata Luhut dalam konferensi pers yang disiarkan akun Youtube Sekretariat Presiden, Senin (18/10/2021).
“Kita harapkan menjadi produsen obat tersebut. Melakukan kerja sama, investasi, dan produksinya di Indonesia,” lanjutnya.
Luhut bertandang ke Washington DC pada 17-19 Oktober yang lalu. Permasalahan perubahan iklim dan transisi menuju energi baru terbarukan jadi isu penting yang dibahas Luhut dengan para pejabat tinggi di AS.
Di AS, Luhut sendiri menemui berbagai pihak mulai dari Utusan Khusus Presiden AS untuk masalah iklim John Kerry, Presiden World Bank David Malpass, Penasehat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, dan Managing Director International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva