Merdeka.com – Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah memberikan Bantuan Sosial Presiden RI berupa 223.213 paket sembako kepada serikat pekerja yang terdampak covid-19. Seperti diketahui, banyak pekerja yang dirumahkan hingga mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat virus corona.
“Menindaklanjuti perihal permohonan sosial yang ditujukan kepada Menteri sosial, dilanjutkan juga dengan ralat koordinasi antara Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Sosial untuk menindaklanjuti program bantuan sosial Presiden dengan paket sembako,” kata Ida saat penyerahan bantuan sembako secara simbolis kepada perwakilan Serikat pekerja/buruh, di Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Rabu (17/6).
Dia menjelaskan, bantuan tersebut didistribusikan serikat pekerja, dan hari ini diberikan secara simbolis kepada 13 penerima saja.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Sosial Juliari P Batubara menyambut baik kerjasama dengan Kementerian Ketenagakerjaan untuk menyalurkan bantuan kepada pekerja. Nantnya, pihaknya akan memberikan tambahan bantuan apabila masih ada pekerja yang masih memerlukan bantuan, baik sembako maupun uang tunai.
“Jadi kami di sini menyatakan kalau nanti masih memungkinkan tambahan. Oleh karena itu dengan kesempatan ini kami membuka ruang lagi, apabila ada data-data penerima yang dianggap layak menerima bantuan sosial, kami siap untuk menerimanya,” jelasnya.
Banyak Pekerja Perlu Bantuan
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI dan Jamsos) Kementerian Ketenagakerjaan, Haiyani Rumondang mengatakan, banyak pekerja/buruh yang memerlukan bantuan. Tercatat, ada 1,7 pekerja yang di PHK dan dirumahkan dampak covid-19.
Selain itu, ada 100.000 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kontrak kerja visanya habis, dan diperkirakan akan bertambah terus sampai bulan Juli-Agustus. Selain itu, juga masalah lain yang timbul, yakni calon PMI yang gagal berangkat sebanyak 34 ribu orang.
“Karena kita menunda sementara penempatan mereka di luar negeri. Jadi betul, Kementerian yang paling tidak bisa tidur Kementerian Ketenagakerjaan,” ujarnya.
Bahkan dampak lainnya, sektor pariwisata yang sudah lebih dulu terdampak pandemi sejak Februari, yang menyebabkan pekerja dalam sektor tersebut terpaksa ada yang ter-PHK dan dirumahkan. Tentu kebutuhan mereka yang terdampak, tidak hanya peningkatan kompetensi tapi juga kebutuhan lainnya seperti bantuan sosial.
“Kami mengerti sekali serikat pekerja dan buruh menghadapi pandemi ini. Kami membangun solidaritas dari teman-teman Diaspora dari seluruh dunia, prinsipnya pemerintah mengerti sekali beban dari pekerja dan buruh, apa yang dilakukan pemerintah semoga bisa meringankan beban itu. Memang masih banyak beban, tapi kami berikan bantuan melalui bantuan sosial, untuk meringankan pekerja dan buruh,” tandasnya.