JAKARTA, KOMPAS.com – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada awal perdagangan di pasar spot pada Kamis (12/12/2019) relatif stagnan.
Mengutip data Bloomberg, pada pukul 8.30 WIB, rupiah dibuka melemah tipis pada level Rp 14.039 per dollar AS atau turun 1 poin sebesar 0,01 persen dibandingkan penutupan Rabu Rp 14.038 per dollar AS.
Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan meskipun relatif stagnan, ada potensi rupiah begerak menguat.
Sentimen yang membuat rupiah bergerak menguat adalah hasil putusan kebijakan moneter The Fed dini hari tadi. Ariston menilai The Fed masih menerapkan suku bunga rendah. Hal ini dinilai sudah akomodatif untuk mempertahankan laju inflasi di kisaran 2 persen.
“Pengumuman kebijakan moneter The Fed mendorong pelemahan dollar AS terhadap mata uang utama dunia dan bisa membantu mendorong penguatan rupiah terhadap dollar AS pagi ini,” kata Ariston kepada Kompas.com.
Di sisi lain, kondisi pasar yang masih menunggu perkembangan negosiasi dagang AS dan China membuat efek negatif pada pergerakan rupiah.
Rencananya jika kesepakatan ditunda, kedua negara akan menerapkan tarif baru yang akan mulai diberlakukan pada 15 Desember.
“Pasar tetap mewaspadai perkembangan negosiasi dagang AS dan China hari ini yang sudah mendekati tanggal penerapan tarif impor baru. Penerapan tarif baru akan memberikan sentimen negatif untuk rupiah,” katanya.
Hari ini rupiah diproyeksi bergerak di kisaran Rp 14.000 per dollar AS sampai dengan 14.050 per dollar AS.