Merdeka.com – Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak fluktiatif di perdagangan hari ini, Jumat (23/10). Pagi tadi, Rupiah dibuka di Rp14.660 per USD atau stagnan dari penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.660 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah masih melanjutkan pelemahannya usai pembukaan ke posisi Rp14.705 per USD. Meski demikian, Rupiah kemudian menguat dan saat ini berada di posisi Rp14.684 per USD.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta terkoreksi dipicu masih belum disepakatinya paket stimulus lanjutan di Amerika Serikat.
Dia memperkirakan hari ini rupiah berpotensi melemah di kisaran Rp14.600 per USD hingga Rp14.750 per USD. “Stimulus fiskal AS yang masih juga belum disepakati, memberikan sentimen negatif ke pasar keuangan pagi ini,” kata Ariston dikutip Antara, Jumat (23/10).
Selain antara pemerintah AS dan DPR yang dikuasai Partai Demokrat, pemerintah AS juga mendapatkan ketidaksepakatan dengan senat yang dikuasai Partai Republik. “Ini mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar utama dunia pagi ini dan berpotensi menekan rupiah juga,” imbuhnya.
Semalam juga data ekonomi AS menunjukkan perbaikan seperti data klaim tunjangan pengangguran mingguan yang menurun dan data penjualan rumah yang meningkat. Initial Jobless Claims mencapai 787 ribu, lebih rendah dibandingkan sebelumnya 842 ribu dan lebih baik dari perkiraan konsensus pasar 860 ribu, serta merupakan level terendah sejak memasuki periode pandemi.