JAKARTA, KOMPAS.com – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot menguat pada Selasa (20/10/2020).
Mengutip data Bloomberg rupiah sore ini ditutup menguat 50 poin (0,34 persen) di level Rp 14.658 per dollar AS, dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.708 per dollar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan rupiah sore ini terjadi karena berkurangnya kekhawatiran akan terjadinya resesi di Indonesia.
Walaupun PDB kuartal III baru di umumkan awal November, namun hawa resesi sudah tampak jelas dan ini bisa kelihatan dari konsumsi masyarakat yang masih stagnan dan Infrastrukur yang masih jalan di tempat.
“Namun resesi yang terjadi di dalam negeri juga di ikuti oleh negara-negara lainnya yang sudah dari awal terdampak resesi akibat pandemi Covid-19, Sehingga resesi tidak perlu ditakutkan lagi,” kata Ibrahim melalui siaran pers.
Di sisi lain, fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih cukup bagus dan masih di idolakan oleh investor asing terutama Surat Utang Negara (SUN) dan obligasi dengan bunga yang masih kompetitif.
Ibrahim mengatakan, saat ini kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk memulihkan ekonomi domestik.
Sementara itu, sentimen eksternal muncul karena pasar khawatir dengan langkah-langkah yang diambil pemerintah AS terkait dengan stimulus fiskal. Ketua DPR AS Nancy Pelosi, berharap agar paket stimulus fiskal bisa segera diselesaikan sebelum pemilihan presiden 3 November 2020 mendatang.
Di sisi lain, Wakil Ketua Federal Reserve Richard Clarida menyoroti kebutuhan mendesak akan stimulus fiskal. Menurutnya, meskipun ekonomi AS perlahan pulih dengan kucuran stimulus fiskal, namun butuh waktu lebih lama bagi pasar tenaga kerja untuk pulih dari kerugian.