Merdeka.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2019 akan berada level 5,08 persen. Angka tersebut jauh di bawah target APBN sebesar 5,3 persen yang dikoreksi kembali pada Juli.
“Total 2019 dibulatkan satu digit 5,1 persen atau 5,08 persen itu adalah forecasting berarti outlook 5,2 persen masih kami taruh di sana tapi internal kita lihat di 5,08 persen,” kata dia, di ruang rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (29/8).
Dia menjelaskan, hal tersebut karena faktor-faktor pendorong ekonomi pada semester II-2019 diperkirakan akan melambat jauh dibanding realisasi yang terjadi pada semester I-2019.
Dari sisi konsumsi, pada semester II-2019 diperkirakan hanya berada di kisaran di bawah lima persen yakni 4,97 persen. Angka tersebut lebih rendah dari kinerja konsumsi masyarakat pada semester I-2019 yang mencapai kisaran 5,3 persen.
“Kami harap masih ada akselerasi dari belanja pemerintah untuk belanja modal di beberapa kementerian lambat bahkan baru 34 persen. Belanja barang dan pegawai mungkin enggak masalah, bansos bahkan sudah cujup besar di awal,” ungkapnya.
Dari sisi investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) diharapkannya masih bisa menopang pertumbuhan karena diperkirakan mencapai 5,2 persen. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari perkiraan realisasi investasi pada semester I-2019 yang sebesar 5,02 persen.
Sementara itu, realisasi ekspor masih akan masuk dalam zona negatif sebagaimana realisasi ekspor pada semester I-2019 yang turun agak dalam, yakni mencapai negatif 20,54 persen. Ini dikarenakan masih belum kondusifnya kondisi perdagangan global akibat semakin intensnya perang perdagangan antara Amerika Serikat dengan China.