Read Time:1 Minute, 30 Second
Pemerintah memutuskan tidak menaikkan upah minimum atau UMP di 2021. Ketentuan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 11/HK04/X/2020 tentang Penetapan Upah Minimum tahun 2021 pada Masa Pandemi COVID-19.
Kementerian Ketenagakerjaan beralasan kebijakan tersebut merupakan akibat kondisi perekonomian dan perusahaan yang tertekan karena adanya pandemi.
Head of Research Team Mirae Asset Sekuritas, Hariyanto Wijaya, menyayangkan kebijakan tersebut. Menurut dia, upah yang stagnan akan membuat konsumsi rumah tangga tidak maksimal di 2021. Padahal, perekonomian Indonesia sempat anjlok karena konsumsi domestik yang terguncang akibat pandemi COVID-19.
“UMP relatif stagnan. Ini membuat consumption domestik tidak maksimal untuk 2021. Semua provinsi telah menetapkan kenaikan UMP 0 persen. Hanya 5 provinsi yang menetapkan kenaikan yaitu Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan,” ujar Hariyanto dalam Webinar Investasi – Prospek Ekonomi 2021 & Dampak Omnibus Law Terhadap Industri Mirae Asset Sekuritas, Selasa (8/11).
Seperti diketahui pertumbuhan ekonomi pada kuartal II dan II tergerus karena lesunya konsumsi rumah tangga. Lesunya konsumsi domestik ini disebabkan karena para pekerja telah mengalami banyak tekanan.
Salah satunya besaran upah atau gaji yang dipotong oleh perusahaan atau pemberi kerja. Hariyanto menjelaskan, berdasarkan data BPS per Agustus 2020, upah pekerja di Indonesia menurun 5 persen secara year on year.
Meski demikian, Hariyanto mengatakan pihaknya cukup optimistis bahwa penurunan upah ini akan kembali normal di tahun depan seiring dengan aktivitas ekonomi Indonesia yang mulai pulih.
Hariyanto berharap, kembalinya tingkat upah ke level normal bisa menggantikan tidak adanya kenaikan upah di tahun depan. Hal tersebut juga diharapkan bisa mendorong konsumsi domestik. Ditambah adanya perbaikan dalam tingkat mobilitas masyarakat.
“Kami percaya tahun depan pemotongan gaji ini akan kembali ke normal ke 100 persen sehingga ini mensupport konsumsi domestik 2021. Selain itu terjadi perbaikan confident dalam mobilitas yang diharapkan juga men-support konsumsi domestik,” ujarnya.